Kali ini kita mau bahas tentang ulos batak .
kemungkinan besar dari kamu sudah sering menjumpai dalam kehidupan sehari hari
Namun tau kah kamu Jenis dan kegunaan ulos batak Toba itu berbeda beda loh
Berikut mimin kasih nama nama Ulos batak beserta fungsinya
Karena pemakaian ulos batak itu harus sesuai momen nya yah
Pada zaman dahulu di pakai sebagai selimut bagi keluarga yang berasal dari golongan keluarga kaya, dan itu jugalah apabila nanti setelah tua dan meninggal akan di saput (di selimutkan dibentangkan kepada jasad)
dengan ulos yang pakai Ragi di tambah ulos lainya yang di sebut Ragi Pakko karena memang warnanya hitam seperti Pakko
Ulos ini sama fungsinya dengan ulos ragi pakko
pakai oleh anak yang menunjukkan bahwa
yang bersangkutan adalah anak pertama dari hasuhutan #tuan rumah#
Ulos ini dinamakan demikian karena raginya perbentuk sisir memanjang.
Ulos ini mempunyai keistimewaan yakni panjangnya melebihi ulos biasa.
Ketika dikenakan bisa dengan cara melilitkan ke bahu kanan dan kiri seolah memakai dua ulos.
Ulos ini di pakai sebagai Hande-hande (selendang) pada waktu margondang (menari dengan alunan musik Batak) dan juga di pergunakan oleh pihak hula-hula (orang tua dari pihak istri) untuk manggabei (memberikan berkat) kepada pihak borunya (keturunannya) karena itu disebut juga ulos gabe-gabe
Ulos ini biasanya hanya dipakai sebagai ikat kepala atau selendang wanita. Tidak mempunyai makna adat kecuali bila diberikan kepada seorang anak yang baru lahir sebagai ulos parompa
Jenis ulos ini dapat dipakai sebagai tambahan, yang dalam istilah adat batak dikatakan sebagai ulos panoropi yang diberikan hula-hula kepada boru yang sudah terhitung keluarga jauh,
Ulos ini di pakai sebagai Hande-hande (selendang) pada waktu margondang (menari dengan alunan musik Batak) dan juga di pergunakan oleh pihak hula-hula (orang tua dari pihak istri) untuk manggabei (memberikan berkat) kepada pihak borunya (keturunannya) karena itu disebut juga ulos gabe-gabe
Secara umum ulos ini hanya berfungsi dan
dipakai sebagai Selendang bagi para ibu-ibu
sewaktu mengikuti pelaksanaan segala jenis
acara adat-istiadat yang kehadirannya sebatas undangan biasa yang di sebut sebagai Panoropi
Ulos ini sama fungsinya dengan ulos si bunga umbasang
Dipakai dan di fungsikan sebagai kain, dan juga di lengkapi dengan ulos Pinunca yang di sandang dengan perlengkapan adat Batak sebagai panjoloani (mendahului di depan). Yang memakai ulos ini adalah satu orang yang berada paling depan.
Ulos Sibolang bisa dikatakan sebagai simbol duka cita, yang di pakai sebagai ulos Saput
(orang dewasa yang meninggal tapi belum punya cucu) dan di pakai juga sebagai ulos Tujung untuk janda dan duda dengan kata lain kepada laki-laki yang ditinggal mati oleh istri dan kepada perempuan yang di tinggal mati oleh suaminya.
Ulos ini tidak lazim dipakai sebagai ulos Pangupa atau Parompa,
Ulos ini penuh dengan warna warni yang ceria sehingga sangat cocok dipakai untuk acara suka cita. Ulos ini begitu indah sehingga sering dipakai sebagai ulos kenang-kenangan bahkan sebagai
hiasan dinding.
Di Tapanuli Selatan, ulos ini biasanya dipakai sebagai panjangki / parompa (gendongan) bagi keturunan Daulat Baginda atau Mangaraja.
Aturan pemakaian ulos ini demikian ketat hingga ada golongan tertentu di Tapanuli Selatan dilarang memakai ulos ini
Ulos ini biasanya dipakai oleh orang kaya atau orang terpandang sebagai ulos edang-edang" (dipakai pada waktu pergi ke undangan). Ulos ini dapat juga diberikan kepada pengantin oleh keluarga dekat menurut versi (tohonan) Dalihan Natolu diluar hasuhutan bolon
misalnya oleh tulang pariban (kakak
pengantin perempuan yang sudah kawin),
dan pamarai (pakcik pengantin perempuan)
Ulos ini juga dapat diberikan pada waktu mangupa-upa" dalam acara pesta gembira
Pada zaman dahulu di pakai sebagai selimut bagi keluarga yang berasal dari golongan keluarga kaya, dan itu jugalah apabila nanti setelah tua dan meninggal akan di saput (di selimutkan dibentangkan kepada jasad) dengan ulos yang pakai Ragi di tambah Ulos lainnya yang di sebut Ragi Pakko karena memang warnanya hitam seperti Pakko
Ulos ini sama fungsinya dengan ulos harangan silas ni roha)
Ulos ini setingkat dibawah Ulos Jugia.
Banyak orang beranggapan ulos ini adalah yang paling tinggi nilanya.
Ulos ini dapat dipakai untuk berbagai keperluan pada upacara duka cita maupun upacara suka cita. Dan juga dapat dipakai oleh raja-raja maupun oleh masyarakat.
Pada jaman dahulu dipakai juga untuk"mangupa tondi seorang anak yang baru lahir. Ulos ini juga dipakai oleh suhut si habolonan (tuan rumah)
Ini yang nembedakannya dengan suhut yang lain, yang dalam versi "Dalihan Na Tolu" disebut dongan tubu
Ragi berarti corak, dan Ragi ldup berarti lambang kehidupan Dinamakan demikian karena warna, lukisan serta coraknya memberi kesan seolah-olah ulos ini benar-benar hidup.
Ulos jenis ini adalah yang tertinggi kelasnya dan sangat sulit pembuatannya. Ulos ini terdiri atas tiga bagian yaitu:
dua sisi yang ditenun sekaligus, dan satu
bagian tengah yang ditenun tersendiri dengan sangat rumit.
Ulos Ragi ldup bisa ditemukan di setiap rumah tangga suku batak di daerah-daerah yang masih kental adat bataknya.
Karena dalam upacara adat perkawinan, ulos ini diberikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada ibu pengantin lelaki.
Ulos ini di berikan kepada sepasang pengantin yang sedang melaksanakan pesta adat yang di sebut dengan nama Ulos Hela.
Pemberian ulos Hela memiliki makna bahwa orang tua pengantin perempuan telah menyetujui putrinya di persunting atau di peristri oleh laki-laki yang telah di sebut sebagai "Hela"
Pemberian ulos ini selalu di sertai dengan
memberikan mandar Hela yang menunjukkan bahwa laki-laki tersebut tidak boleh lagi berperilaku layaknya seorang laki-laki lajang tetapi harus berperilaku sebagai orang tua
Dan sarung tersebut di pakai dan di bawa untuk kegiatan-kegiatan adat.
Dengan pemberian ulos ini dimaksudkan agar ikatan batin seperti rotan
Cara pemberiannya kepada kedua pengantin Adalah disampirkan dari sebelah kanan pengantin ujungnya dipegang dengan tangan kanan laki-laki, dan ujung sebelah kiri oleh perempuan lalu disatukan ditengah dada seperti terikat.
Ulos ini terdiri dari lima bagian yang ditenun secara terpisah yang kemudian di satukan dengan rapi hingga menjadi bentuk satu ulos. Dipakai dalam berbagai keperluan acara-acara duka cita maupun suka cita, dalam acara adat ulos ini dipakai / di sandang oleh raja-raja adat.
Dipakai oleh rakyat biasa selama memenuhi beberapa pedoman misalnya, pada pesta perkawinan atau upacara adat di pakai oleh suhut sihabolonon/ Hasuhuton
Kemudian pada waktu pesta besar dalam acara marpaniaran (kelompok istri dari golongan hulahula), ulos ini juga di pakai / dililit sebagai kain/ hohop-hohop oleh keluarga hasuhuton (tuan rumah). Ulos ini juga berfungsi sebagai ulos Passamot pada acara perkawinan
Ulos Passamot di berikan oleh orang tua pengantin perempuan (Hula-hula) kepada ke dua orang tua pengantin dari pihak laki-laki (pangoli), sebagai pertanda bahwa mereka telah sah menjadi saudara dekat.
Ulos jungkit disebut ulos ragi yang motifnya dibuat dengan cara manjungkit atau mengait benang dalam ulosnya. Motifnya mirip kain songket. Jaman dulu, jenis ini terbuat dari purada atau permata, kini diganti jungkit yang merupakan
salah satu contoh penetrasi tenunan jenis lain atau songket ke dalam tenunan ulos. Jenis ini sangat disukai orang Batak,
Ulos ini diberikan kepada anak yang kehilangan orangtua nya. Membelai-belai, dimaksudkan untuk menghilangkan rasa sedih (mangapuli) agar hati anak yang sudah kehilangan orang tua tabah menghadapinya. Ulos ini biasanya dipakai sebagai selendang pada acara kedukaan
Ulos ini merupakan Ulos yang paling banyak
kegunaannya didalam acara-acara yakni: Diberikan kepada anak yang memasuki rumah baru oleh orang tua. Bila diadat Toba ulos ini diberikan waktu selamatan hamil 7 bulan oleh orang tua, tetapi lain halnya di Tarutung, ulos ini yang diberikan saat acara suka cita (gembira)
ulos ini juga diberikan kepada Pahompu yang baru lahir, parompa walaupun kebanyakan kasih mangiring apalagi yang maksudnya agar anak yang baru lahir diringi anak selanjutnya. Remudian ulos ini dipakai untuk pahompu yang dibabtis dan juga dipakai untuk sebagai selendang Ulos ini raginya mengambarkan jejeran bintang
Ulos ini dipakai sebagai selendang orang tua untuk melayat orang yang meninggal, selain itu ulos tersebut juga dipakai sebagai kain yang di lilit pada waktu acara manortor
Demikian lah beberapa ulos batak Toba dan kegunaan nya
Tidak ada komentar